Sekitar 2 bulan sebelum peslaksaan UAN, ada kakak kakak alumni SMAN 1
Kraksaan yang datang ke sekolah untuk mem-briefing adik adik kelasnya tentang universitas
mereka. Semua kakak alumni terlihat gagah dengan almamater kebanggaan mereka
masing-masing. Satu per satu mempresentasikan prodi, keunggulan, sampai biaya
hidup di universitas mereka. Setelah saya melihat presentasi dari kakak alumni,
saya terkagum kagum dengan semua universitas tersebut. Mulai dari UI, UGM, IPB,
UB, UM, UIN, PPNS, POLINEMA, ITS, dan Perguruan tinggi lainnya. Semua
presentasi mereka baik dan mulai membingungkan saya. Jujur saya masih belum
punya pandangan saya mau meneruskan kuliah kemana. Karena saya masih belum
yakin tentang bidang yang akan saya geluti selama 4 tahun ke depan nanti. Namun
saya tertahan ketika kakak dari UI memberikan presentasi. mulai dari program
studinya, biaya hidup, dan beasiswa yang ditawarkan seakan membuat saya
langsung sangat tertarik dengan UI. Memang UI adalah kampus elite di Indonesia,
dan persaingan masuk kesana bagaikan memperebutkan satu apel ditengah kerumunan
ular. haha tapi saya seakan terbawa motivasi yang begitu tinggi untuk tetap
masuk UI yaitu bidang ekonomi.
Sebelumnya ada kakak dari PPNS yang bertanya kepada saya mau terus
kemana. Saya tidak menjawab karena memang belum tahu. Dan saya juga tidak tahu
menahu tentang PPNS dan juga kurang tertarik. Beberapa hari kemudian ada kakak
dari PPNS lagi bertanya hal yang sama. Akhirnya saya mencoba daftar, di
hari-hari terakhir. Ada banyak prodi yang ditawarkan. Pilihan pertama saya
jatuh pada K3. Setelah itu hampir saya memilih perpipaan, namun saya
membayangkan “duh, kalo pipa nanti ngitung pipa, nyalurnya kemana, ukurannya
berapa”. Akhirnya tidak jadi dan saya melihat ada jurusan yang menarik dan
belum saya dengar sebelumnya, ‘’D4 PENGELASAN”. Jujur saya dalam keadaan bercanda
memilih prodi ini. Yang hanya saya pikir pengelasan itu gampang, tidak ruwet dan
lucu gitu, meskipun saya tiada tertarik di bidang IPA. Sebelumnya saya ini
adalah siswa jurusan IPA di SMA, tetapi saya merasa kurang klop di bidang IPA,
sungguh saya selalu merasa susah di bidang ini. Waktu itu saya mendaftar PPNS
atas saran dari kakak kelas agar nanti sudah dapat cadangan. Karena memang
katanya tahun lalu banyak anak kelas 3 yang stressed karena mendapat pengumuman
tidak lolos SNMPTN maupun SBMPTN. Dan
ternyata memang benar, banyak anak yang stressed tidak keterima termasuk saya
yang tidak lolos ke UI. Haha.
Saya masih tidak bisa menerima itu dan sungguh saya begitu iri terhadap
teman teman yang diterima di UI. Lambat laun saya menerima itu sedikit demi
sedikit. Kemudian saya sadar bahwa memang orang-orang hebat seperti agus
martowardoyo, sri mulyani, dirut garuda indonesia, dirut pertamina terlahir
dari universitas terkemuka seperti UI, UGM, dan ITB. Tapi saya juga berpikir,
pak DAHLAN ISKAN, Direktur Utama JAWAPOS, DIRUT PLN, Menteri BUMN, bukan
lulusan UI, bukan UGM, juga ITB. Beliau bahkan adalah siswa yang di DO dari
kampusnya. Namun beliau selalu bersyukur atas segala yang didapatkan. Akhirnya saya
juga berusaha ikhlas menerima bahwa “SAYA TIDAK LOLOS KE UI”. Saya juga ternyata
belum sadar bahwa saya sudah dierima di salah satu politeknik terbaik se
indonesia di jurusan yang ternyata jurusan terbaik di kampus yang saya tertawai
dulu waktu pemilihan jurusan, yaitu PPNS jurusan WELDING ENGINEERING. J
RIDHO DIAN FARADES
WELDING ENG. PPNS
WELDING ENG. PPNS
Bisa jadi motifasi buat temen temen semua. Motifator ku mas ridho
BalasHapus