Jumat, 08 Mei 2015

Long-termed Decision: Welding Engineering, why?

Sekitar 2 bulan sebelum peslaksaan UAN, ada kakak kakak alumni SMAN 1 Kraksaan yang datang ke sekolah untuk mem-briefing adik adik kelasnya tentang universitas mereka. Semua kakak alumni terlihat gagah dengan almamater kebanggaan mereka masing-masing. Satu per satu mempresentasikan prodi, keunggulan, sampai biaya hidup di universitas mereka. Setelah saya melihat presentasi dari kakak alumni, saya terkagum kagum dengan semua universitas tersebut. Mulai dari UI, UGM, IPB, UB, UM, UIN, PPNS, POLINEMA, ITS, dan Perguruan tinggi lainnya. Semua presentasi mereka baik dan mulai membingungkan saya. Jujur saya masih belum punya pandangan saya mau meneruskan kuliah kemana. Karena saya masih belum yakin tentang bidang yang akan saya geluti selama 4 tahun ke depan nanti. Namun saya tertahan ketika kakak dari UI memberikan presentasi. mulai dari program studinya, biaya hidup, dan beasiswa yang ditawarkan seakan membuat saya langsung sangat tertarik dengan UI. Memang UI adalah kampus elite di Indonesia, dan persaingan masuk kesana bagaikan memperebutkan satu apel ditengah kerumunan ular. haha tapi saya seakan terbawa motivasi yang begitu tinggi untuk tetap masuk UI yaitu bidang ekonomi.
Sebelumnya ada kakak dari PPNS yang bertanya kepada saya mau terus kemana. Saya tidak menjawab karena memang belum tahu. Dan saya juga tidak tahu menahu tentang PPNS dan juga kurang tertarik. Beberapa hari kemudian ada kakak dari PPNS lagi bertanya hal yang sama. Akhirnya saya mencoba daftar, di hari-hari terakhir. Ada banyak prodi yang ditawarkan. Pilihan pertama saya jatuh pada K3. Setelah itu hampir saya memilih perpipaan, namun saya membayangkan “duh, kalo pipa nanti ngitung pipa, nyalurnya kemana, ukurannya berapa”. Akhirnya tidak jadi dan saya melihat ada jurusan yang menarik dan belum saya dengar sebelumnya, ‘’D4 PENGELASAN”. Jujur saya dalam keadaan bercanda memilih prodi ini. Yang hanya saya pikir pengelasan itu gampang, tidak ruwet dan lucu gitu, meskipun saya tiada tertarik di bidang IPA. Sebelumnya saya ini adalah siswa jurusan IPA di SMA, tetapi saya merasa kurang klop di bidang IPA, sungguh saya selalu merasa susah di bidang ini. Waktu itu saya mendaftar PPNS atas saran dari kakak kelas agar nanti sudah dapat cadangan. Karena memang katanya tahun lalu banyak anak kelas 3 yang stressed karena mendapat pengumuman  tidak lolos SNMPTN maupun SBMPTN. Dan ternyata memang benar, banyak anak yang stressed tidak keterima termasuk saya yang tidak lolos ke UI. Haha.
Saya masih tidak bisa menerima itu dan sungguh saya begitu iri terhadap teman teman yang diterima di UI. Lambat laun saya menerima itu sedikit demi sedikit. Kemudian saya sadar bahwa memang orang-orang hebat seperti agus martowardoyo, sri mulyani, dirut garuda indonesia, dirut pertamina terlahir dari universitas terkemuka seperti UI, UGM, dan ITB. Tapi saya juga berpikir, pak DAHLAN ISKAN, Direktur Utama JAWAPOS, DIRUT PLN, Menteri BUMN, bukan lulusan UI, bukan UGM, juga ITB. Beliau bahkan adalah siswa yang di DO dari kampusnya. Namun beliau selalu bersyukur atas segala yang didapatkan. Akhirnya saya juga berusaha ikhlas menerima bahwa “SAYA TIDAK LOLOS KE UI”. Saya juga ternyata belum sadar bahwa saya sudah dierima di salah satu politeknik terbaik se indonesia di jurusan yang ternyata jurusan terbaik di kampus yang saya tertawai dulu waktu pemilihan jurusan, yaitu PPNS jurusan WELDING ENGINEERING. J     

RIDHO DIAN FARADES
            WELDING ENG.  PPNS

1 komentar:

  1. Bisa jadi motifasi buat temen temen semua. Motifator ku mas ridho

    BalasHapus